Wink Wong Fei Hung Sang Leganda Kungfu Dunia



Wong Fei Hung Sang Leganda Kungfu Dunia


Wong fei hung mungkin hanya sebuah karya fiksi dalam suatu novel silat yg terkenal... namun keberadaan sang tokoh tersebut emang exist dan toko obatnya yg terkenal itu "Pho chi lam" emang ada...

Wong Fei Hung (1847-1924) adl seorang guru bela diri, tabib, guru ilmu pengetahuan, dan revolusioner. Moto hidupnya "menolong yg lemah dan yg gak mampu". Dia anak dari seorang ahli fisika, ahli obat2an dan guru bela diri, namanya Wong Kay Ying. Ayahnya ini yg mendirikan klinik obat yg namanya Poh chi lam dan Fei Hung sbg asisten ayahnya.
Fei Hung juga seorang revolusioner krn dia diam2 menentang org2 man chu.
klo soal Kung Fu.....dia belajar kung fu dari guru ayahnya. Ia belajar dasar2 seni bela diri Hung Gar. Ia juga ahli memainkan berbagai senjata terutama tongkat. Konon legendanya dia pernah melawan 30 org di Kanton.
soal ilmu obat2an dia belajar banyak dari ayahnya.

Anaknya, Wong Hawn-Sum juga mengikuti jejaknya. Ahli bela diri dan suka menolong org. Namun taon 1890 Hawn sum mati ditembak oleh gangster. Sejak kejadian itu Fei Hung tdk pernah lagi mengajarkan kug fu kpd anak2nya yg lain.
Istrinya ada 3, dan semuanya mati muda. Sampai saat dia menikah dg gadis remaja Mok Gwai Lan. Dia juga ahli bela diri. dan mengajar kung fu.
Taon 1924 Fei Hung meninggal dunia.sedikit sejarah ttg kung fu-nya Wong Fei Hung..., kung fu Hung Gar, sejak manchuria mengusai cina, banyak para revolusioner berlatih kung fu di kuil shaolin di bagian selatan cina. ada bermacam2 style yg dianjarkan spt style Wing Chun, yg merupakan bela diri original bruce lee (sebelum dimodifikasinya) dan style Hung Gar.

Hung Gar sendiri dicipatakan oleh Hung Hei-Kwun (sound familiar heh?). Dia dulunya seorg pedagang teh di fukien. sekitar taon 1700 dia jadi murid Shaolin. disaat pemerintah Ching menguasai kuil dg maksud utk menangkap para revolusioner. Hung hei kwun salah satu dari 30 org yg berhasil melarikan diri.

kemudian hei kwun mendirikan sekolah bela diri yg diberi nama Hung Gar. Dia beri nama begitu dg maksud utk menyembunyikan identitasnya sbg mantan shaolin. krn saat itu pemerintah ching anti shaolin. Hei kwun menikah dg Fong wing chun, yg mana adl seorang ahli beladiri shaolin crane. Konon kabarnya Hei kwun menggabungkan style-nya dg style shaolin crane.

Hung hei kwun memiliki memiliki murid yg bernama Luk Ah Choy.
Luk Ah Choy kemudian memiliki seorang murid yg berbakat, Wong Tai.
Luk Ah Choy juga mengajar kung fu kpd anak Wong tai, yg bernama Wong Kai Ying.
Wong Kai Ying kemudian mempunyai seorang anak yg bernama Wong Fei Hung.
Wong Fei Hung belajar dasar2 Hung Gar langsung dari Luk Ah Choy.



Wong Fei Hung selain merupakan guru bela-diri dan tabib terkenal, dia juga dikenal sebagai patriot bangsa yang cinta tanah air. Ia merupakan salah satu anggota dari "Ten Tigers of Guangdong" yang anti terhadap kolonialisasi bangsa Asing di China.Kungfu yang digunakan Wong Fei Hung adalah kungfu Hung Gar (dalam dialek Mandarin disebut "Hung Cia" atau "kungfu keluarga Hung"). Pada masa kini kungfu aliran Hung Gar merupakan salah satu style kungfu yang paling populer di dunia (terutama di Eropa) selain kungfu aliran Wing Chun. Kedua kungfu ini diciptakan kurang lebih pada saat yang sama. Bedanya, kungfu Hung Gar diciptakan oleh murid Shaolin yang bernama Hung Hei Kwun (Hung H'si Kuan atau Ang Hi Kuan ; kakak seperguruan Fong Saiyuk). Sedangkan kungfu Wing Chun diciptakan oleh seorang pendekar wanita murid dari bhiksuni Ng Mui yang bernama "Yip Wing Chun".

Satu hal yang diingat, Yip Wing Chun tidak sama dengan Fong Wing Chun istri dari Hung Hei Kwun. Fong Wing Chun yang dikenal sebagai istri Hung Hei Kwun adalah pewaris dari jurus Bangau, sedangkan suaminya adalah master dalam jurus Harimau. Karena itulah, style Tiger and Crane menjadi salah satu jurus utama dalam kungfu Hung Gar. Hal ini bisa dilihat pada lambang perguruan mereka (bisa dilihat di website).

Menurut kabar burung, kungfu ini tercipta pada saat biara Shaolin diserang oleh serdadu Dinasti Qing dan salah satu tokoh yang berpartisipasi dalam penyerangan tersebut adalah seorang tokoh bela-diri terkenal bernama Bak Mei. Bak Mei yang terus memburu sisa-sisa kekuatan Shaolin tidak pernah terkalahkan dalam pertarungan karena ia menggunakan jurus 'kebal'.

Hung Hei Kwun sempat memikirkan cara yang tepat untuk mengalahkan Bak Mei (kabarnya ia pendekar aliran Wu Tang), yaitu dengan menggabungkan ilmu Harimau miliknya dengan ilmu Bangau kepunyaan istri-nya. Tapi sayang...sebelum ia sempat mempelajarinya Bak Mei keburu menghabisinya. Adalah Hung Man Ding, putra dari Hung Hei Kwun, yang akhirnya membalaskan dendam ayahnya dengan cara yang pernah diutarakan oleh ayahnya itu.

Dari sanalah tercipta kungfu Hung Gar....Untuk jurus-jurus aneh yang dimiliki Wong Fei Hung di film OUATIC series seperti "tiger and crane" maupun jurus "tendangan tanpa bayangan" adalah nyata walaupun enggak sebombastis yang digambarkan dalam film. Jurus tendangan tanpa bayangan merupakan kreasi dari Wong Fei Hung sendiri dan berupa tendangan bertubi-tubi ke arah lawan (jurus tendangan tanpa bayangan di film yang paling mendekati bentuk asli-nya mungkin seperti tendangan yang diperagakan Donnie Yen di film Iron Monkey).

Di kehidupan aslinya, Wong Fei Hung memiliki banyak murid. Salah satunya yang paling terkenal dan paling berjasa mengembangkan kungfu Hung Gar ke seluruh dunia adalah Lam Sai Wing (Lin She Rong) yang sering dijuluki "Porky Lam" karena ia dulu berprofesi sebagai tukang daging.Mengenai Hung Hei Kun...
Mungkin yang ciptain Hung Gar itu bukan bener2 Hung Hei Kun. Pada jaman setelah shaolin diratakan dengan tanah, banyak biksu2 shaolin yg lari ke selatan dan menyamar dan hidup seperti orang biasa, sambil juga mempersiapkan diri mereka dengan bergabung dgn organisasi2 rahasia utk menjatuhkan Ching.
Nah pada masa itu mereka melatih wushu (kungfu) yang memang sudah pernah diformulasikan di Kuil Shaolin (wushu yang gak butuh waktu banyak utk dipelajari, sekitar 4-5 taon udah jago, krn mau dipake buat revolusi). Pada saat ini utk menghindari identitas mereka sebagai ex shaolin banyak wushu yang diganti namanya. Dan sejarah pun mereka acak2 supaya mereka gak terlihat sebagai ex shaolin dan bisa terhindar dari incaran tentara Ching. Jadi bisa aja kalo Hung Gar itu udah diformulasikan di kuil Shaolin dan kebetulan Hung Hei Kun ditunjuk sbg pewarisnya dan wushu itu dinamakan after Hung's name.





Pelajari Jeet Kune


Bruce Lee History , Bruce Lee Sejarah,

  • Born: 27 November 1940 Lahir: 27 November 1940
  • Birthplace: San Francisco, California Birthplace: San Francisco, California
  • Death: 20 July 1973 (brain edema) Kematian: 20 Juli 1973 (otak edema)
  • Best Known As: Star of Enter the Dragon Best Known As: Bintang Enter the Dragon

Continued from page 1 Lanjutan dari halaman 1



Bruce Lee History Biography Sejarah Biografi Bruce Lee
Born in San Francisco, California to a Chinese father Lee Hoi-Chuen, and German-Chinese mother Grace Lee. Lahir di San Francisco, California untuk seorang ayah Cina Lee Hoi-Chuen, dan Jerman-ibu Cina Grace Lee. His father was known for being an actor in classical Chinese opera. Ayahnya dikenal sebagai seorang aktor dalam opera Cina klasik. Lee was raised in Hong Kong, where his parents lived. Lee dibesarkan di Hong Kong, di mana orangtuanya tinggal. His parents were film actors, hence he had the opportunity to appear in several Chinese movies as a child. Orang tuanya adalah aktor film, maka ia memiliki kesempatan untuk muncul dalam beberapa film Cina sebagai seorang anak. He also studied the Wing Chun style of Kung Fu. Dia juga mempelajari gaya Wing Chun Kung Fu. At a young age he was able to speak English, Cantonese, Mandarin and Japanese. Pada usia muda ia mampu berbicara bahasa Inggris, Kanton, Mandarin dan Jepang.

In 1959, Lee went to Seattle to complete his high school education. Pada tahun 1959, Lee pergi ke Seattle untuk menyelesaikan pendidikan SMA-nya. He received his diploma from Edison Technical School and went on to enroll in the University of Washington as a philosophy major. Ia menerima gelar diploma dari Sekolah Teknik Edison dan melanjutkan untuk mendaftar di Universitas Washington sebagai filsafat mayor. It was at the UW that he would meet his wife Linda Emery. Itu di UW bahwa ia akan bertemu istrinya Linda Emery.

After leaving University, Lee went on to star as Kato in the television series The Green Hornet. Setelah meninggalkan University, Lee pergi ke bintang sebagai Kato dalam serial televisi The Green Hornet. On his return to Hong Kong, he starred in the movies, earning $30,000 for his first two feature films, that would cement his fame. Setelah kembali ke Hong Kong, ia membintangi film-film, yang menghasilkan $ 30.000 untuk pertama dua fitur film, yang akan semen kemasyhurannya.

His martial arts style Gaya seni bela diri
After studying and becoming dissatisfied with existing classical schools of martial arts, Lee began the process of creating his own style: Jun Fan Gung Fu, a modification of Wing Chun blended with Western Boxing, and Fencing. Setelah mempelajari dan menjadi tidak puas dengan mazhab klasik yang ada seni bela diri, Lee memulai proses menciptakan gayanya sendiri: Jun Fan Gung Fu, sebuah modifikasi dari Wing Chun dicampur dengan Barat Tinju, dan Anggar. His schools were called Jun Fan Gung Fu Institutes. Sekolah Nya disebut Jun Fan Gung Fu Institute. Later, in order to apply a more descriptive name, he renamed it Jeet Kune Do (Way of the Intercepting Fist). Kemudian, dalam rangka untuk menerapkan nama yang lebih deskriptif, ia menamainya Jeet Kune Do (Way of the mencegat Fist). JKD was a further refinement of his style which incorporated elements from many styles to create a more streamlined and practical martial art, as well as a comprehensive system of fitness training. JKD adalah penyempurnaan lebih lanjut gayanya yang dimasukkan unsur-unsur dari berbagai gaya untuk membuat lebih ramping dan praktis seni bela diri, serta sistem yang komprehensif pelatihan kebugaran. JKD is also defined as his personal philosophy of how martial arts should be effectively practiced (and according to others also as a self-help philosophy). JKD juga didefinisikan sebagai filosofi pribadi tentang bagaimana seharusnya seni bela diri secara efektif dipraktekkan (dan menurut orang lain juga sebagai filosofi menolong diri sendiri).

There is often some discrepancy between Lee Jun Fan Gung Fu (aka "original Jeet Kune Do") and Jeet Kune Do (or JKD) Concepts, which explore other styles not previously incorporated into Jeet Kune Do by Lee. Sering ada beberapa perbedaan antara Lee Jun Fan Gung Fu (alias "asli Jeet Kune Do") dan Jeet Kune Do (atau JKD) Konsep, yang mengeksplorasi gaya-gaya lain yang sebelumnya tidak dimasukkan ke dalam Jeet Kune Do oleh Lee. Lee saw loyalty to a particular martial arts style as being dogmatic, analogous to the practice of organized religion or ethnocentrism. Lee melihat kesetiaan pada gaya seni bela diri tertentu sebagai dogmatis, analog dengan praktik agama yang terorganisasi atau etnosentrisme. This and Lee's other revolutionary ideas about martial arts and his teaching of non-Asian students gave Lee many enemies in the martial arts community of the 1960s/70s (culminating in many challenges by other martial artists Lee poignantly answered). Lee ini dan ide-ide revolusioner lainnya tentang seni bela diri dan ajaran-Nya Asia non-siswa memberi Lee banyak musuh dalam seni bela diri masyarakat tentang 1960s/70s (mencapai puncaknya pada banyak tantangan oleh seniman bela diri lain Lee pilu jawab). Yet, much of the dispute about Jeet Kune Do instruction is not so much the names, but the credibility of the instructors teaching these Jeet Kune Do fighting systems. Namun, sebagian besar sengketa tentang Jeet Kune Do instruksi ini tidak begitu banyak nama, tapi kredibilitas instruktur mengajar Jeet Kune Do ini sistem pertempuran.

Lee frequently gave demonstrations of his two-finger pushups and his famous "one inch punch", a mastered technique in which he could deliver a devastating blow yet have his fist travel a mere one inch (2.54 cm) in distance before striking an opponent. His studies of Wing Chun Gung Fu sparked his enthusiasm and understanding of martial arts. Lee sering memberikan demonstrasi dari dua-jari pushups dan terkenal "satu inch punch", yang menguasai teknik di mana ia dapat memberikan pukulan yang menghancurkan tapi memiliki perjalanan tinjunya hanya satu inci (2,54 cm) dalam jarak sebelum menyerang lawan. studinya dari Wing Chun Gung Fu memicu antusiasme dan pemahaman tentang seni bela diri. In fact, Wing Chun was the only martial art Lee formally studied, under the guidance of Yip Man. Bahkan, Wing Chun adalah satu-satunya seni bela diri Lee secara formal belajar, di bawah bimbingan Yip Man. Throughout his life Lee studied many styles of martial arts through an extensive literature research and contacts with other martial artists. Sepanjang hidupnya Lee mengamati banyak gaya dari seni bela diri melalui riset literatur yang luas dan kontak dengan seniman bela diri lain.

It is a well known fact that Lee used every known technique and resource in aiding his fitness including electric current as an aid to strength training, because of the leanness the muscles gained in working against themselves. Ini adalah fakta yang dikenal Lee digunakan setiap dikenal teknik dan sumber daya dalam kebugaran termasuk membantu nya arus listrik sebagai bantuan untuk latihan kekuatan, karena otot leanness yang diperoleh dalam bekerja melawan diri mereka sendiri. However, this muscle stimulator was only one of many pieces of equipment and exercise routines Lee used to achieve his on-screen physical appearance. Namun, stimulator otot ini hanya salah satu dari banyak potongan-potongan peralatan dan rutinitas latihan Lee digunakan untuk mencapai pada layar penampilan fisik. His obsession with physical fitness is seen in his personal notes and diary. Obsesinya dengan kebugaran fisik dilihat dalam catatan dan buku harian pribadi. Lee tracked the evolution of his training in his diary, which has been recollected and published in The Bruce Lee Library by John Little a "martial arts historian" from Bruce Lee's Estate. Lee melacak evolusi dari pelatihan dalam buku hariannya, yang telah terkenang-kenang dan diterbitkan dalam The Bruce Lee Perpustakaan oleh John Little yang "sejarawan seni bela diri" dari Bruce Lee's Estate.


SEKILAS TENTANG KYOKUSHINKAI KARATE

Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-do Indonesia didirikan oleh Shihan Nardi T. Nirwanto SA.(Almarhum) Pada tanggal 7 Mei 1967 di kota Batu Malang, yang sampai sekarang merupakan pusat perguruan ini . Dan kami adalah anggota resmi FORKI sejak organisasi ini dibentuk. Shihan Nardi sempat memperdalam ilmu beladiri ini beberapa kali di Jepang, di bawah bimbingan langsung Grand Karate Master Masutatsu Oyama(almarhum), pendiri aliran Karate Kyokushinkai ini.
Mas Oyama, yang pada masa hidupnya merupakan seorang karateka yang sangat kuat secara fisik (pernah mengalahkan dan mematahkan tanduk lembu jantan 52 kali), selalu berusaha untuk membina mental spiritualnya dengan berdisiplin diri yang tinggi. Beliau juga melakukan meditasi untuk refleksi, melihat ke dalam dirinya sendiri.

Saat ini Kyokushinkai Karate telah berkembang di hampir 200 negara dan merupakan salah satu aliran karate yang paling berpengaruh dalam seni beladiri. Pembinaan mental karate, sesuai tujuannya, menekankan latihan pada segi fisik(body), pikiran(mind), dan jiwa(spirit)
Latihan Karate sangat baik dilakukan sejak masa anak-anak, karena melatih kita berdisiplin diri, membentuk karakter ksatria yang bersangkutan, menimbulkan rasa saling hormat menghormati dan membangkitkan rasa percaya diri yang tidak dibuat-buat, karena setiap kali latihan kita belajar untuk mengatasi tantangan-tantangan kecil setahap demi setahap. Bagi orang yang bekerja dengan banyak duduk, latihan karate merupakan olah raga yang baik dengan nilai aerobik yang tinggi, menjaga kelenturan otot-otot, belajar memfokuskan pikiran dan memberikan kepuasan batin tersendiri. Singkatnya latihan karate memberikan keuntungaan baik segi mental maupun fisik

Sejarah Karate

E-mail Cetak PDF

Sebuah teori mengatakan bahwa asal mula karate berasal dari ilmu bela diri Okinawa. TE atau OKINAWA-TE adalah seni bela diri asli setempat yang telah mengalami perkembangan berabad-abad lamanya, dan kemudian banyak dipengaruhi oleh teknik perkelahian yang dibawa oleh para ahli seni bela diri Cina yang mengungsi ke Okinawa. Sekitar Abad ke5, seorang pendeta Budha yang terkenal bernama Bodhidharma (Daruma Daishi) mengembara dari India ke Cina untuk menyebarkan dan membetulkan agama Budha yang menyimpang selama ini di Kerajaan Liang di bawah Kaisar Wu. Setelah perselisihannya dengan Kaisar Wu karena perbedaan pandangan dalam ajaran agama Budha, Bodhidharma mengasingkan diri di biara Shaolin Tsu di pegunungan Sung di bagian Selatan Loyang Ibukota Kerajaan Wei. Di situlah dia melanjutkan pengajarannya dalam agama Budha dan menjadi cikal-bakal Sekte Zen.

Para Rahib Budha Cina pada waktu itu begitu lemah badannya, sehingga mereka tidak dapat menjalankan pelajaran-pelajarannya dengan baik. Setelah dia tahu hal ini, dia memberikan Buku Kekuatan Fisik kepada murid-muridnya, suatu buku petunjuk mengenai latihan fisik. Buku ini mengajarkan teknik pukulan yang dinamakan 18 Arhat, yang kemudian menjadi terkenal sebagai Shaolin Chuan. Suatu pendapat lain mengatakan, bahwa cerita di atas tadi adalah dongeng semata-mata. Bagaimanapun juga Bodhidharma adalah anak laki-laki ke-3 (tiga) dari Raja India Selatan. Dan sebagai Pangeran, dia ahli ilmu perang yang menjadi salah satu pendidikannya, hal serupa dengan Sakyamuni. Lagi pula hanya orang dengan pikiran dan badan yang kuat yang dapat mengadakan perjalanan yang demikian jauh dan banyak rintangannya.

Seorang ahli ilmu bela diri lain yang sangat terkenal yang muncul pada jaman Dinasti Sung (920-1279 M) adalah Chang Sang Feng (Thio Sam Hong). Awalnya Chang belajar ilmu bela diri pada Shaolin Tsu , kemudian mengasingkan diri di gunung Wutang (Butong). Di tempat inilah dia mengamati macam-macam gerakan binatang, seperti kera, burung bangau, dan ular. Berdasarkan pengamatannya, dia menciptakan gaya perkelahian yang khas dengan pribadinya yang disebut aliran Wutang. Kalau Shaolin Chuan hanya dipraktekkan oleh para Pendeta Budha, maka aliran Wutang ini diperuntukkan orang awam yang tidak ada ikatan dengan aliran Kuil manapun. Chang mengaja rkan supaya menerima pukulan lawan dengan gaya lemah gemulai seperti air yang mengalir dan menyerang dengan satu kepastian untuk mengakhiri perlawanan dengan sekali pukul. Ciptaannya didasari dengan gagasan tentang harus adanya gerak melingkar yang luwes dan gerakan ujung yang tajam. Aliran ini selanjutnya punya dampak yang luas di dalam perkembangan seni bela diri di China. Gaya aliran Wutang ini segera tersebar merata di seluruh Wilayah China bagian utara yang pada masa kemudian akan berkembang menjadi Taichi-Chuan, Hsingi-Chuan, dan Pakua-Chuan.

Masih terdapat banyak tokoh seni bela diri yang menciptakan gaya dan aliran masing-masing. Diantaranya Chueh Yuan yang juga pernah belajar di Shaolin Tsu. Pada tahun 1151-1368 M dia berhasil menciptakan aliran baru dengan cara memperluas 18 pukulan Arhat menjadi 72 jurus. Dia berkeliling ke banyak Wilayah China dan kemudian bertemu dengan Po Yu Feng yang menciptakan pukulan Wu Chuan. Keduanya mengadakan kerjasama menciptakan satu aliran baru yang mencapai 170 macam gaya ilmu pukulan, diantaranya Lima Tinju, Tinju Naga, Tinju Harimau, Tinju Bangau, Tinju Macan Tutul, dan Tinju Ular. Di seluruh Wilayah CIna yang begitu luas, berbagai macam gaya dan aliran bela diri dikembangkan, yang akhirnya menyesuaikan diri deng an sifat-sifat lingkungan di mana gaya dan aliran itu berkembang dan dipraktekkan. Namun pada umumnya, berbagai aliran dan gaya yang ada dapat dibagi menjadi dua aliran yaitu aliran UTARA dan aliran SELATAN.

Aliran Selatan berasal dari daerah Cina Selatan di bagian hilir sungai Yang Tse. Karena beriklim sedang, sumber kegiatan ekonomi yang paling utama di wilayah ini adalah pertanian khususnya beras. Rakyat setempat cenderung bertubuh gempal dan kuat karena kegiatan kerja di sawah. Disamping itu di wilayah selatan terdapat banyak sekali sungai, sehingga alat lalu lintas yang utama adalah perahu. Dengan mendayung sehari-hari menyebabkan badan bagian atas lebih berkembang. Maka dengan demikian aliran selatan ini menekankan pada gaya melentur dan penggunaan tangan dan kepala.

Aliran Utara berkembang di wilayah Cina Utara di bagian hulu Sungai Yang Tse, dimana sifat daerahnya adalah pegunungan. Mengingat di wilayah ini banyak orang terlibat dengan perburuan binatang dan penebangan kayu sebagai sumber nafkah. Maka aliran utara ini lebih menekankan pada gerakan yang lincah dan penggunaan teknik tendangan.

Selama masa peralihan dari Dinasti Ming ke Dinasti Ching, sejumlah ahli bela diri China melarikan diri ke negara lain untuk membebaskan diri dari penindasan dan pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh orang-orang Manchu yang menguasai China. Sebagai akibatnya ilmu bela diri China dari Jaman Ming ini disebarkan ke berbagai negara lain termasuk ke Jepang, Korea, Asia Tenggara, dan juga Kepulauan Okinawa. Salah seorang diantaranya Chen Yuan Pao yang menuju ke Jepang, dimana dia selanjutnya mengajarkan gagasan dan teknik Judo. Sampai pada abad ke-15 Kepulauan Okinawa terbagi menjadi 3 (tiga) Kerajaan. Dan pada tahun 1470 Youshi Sho dari golongan Sashikianji berhasil mempersatukan semua pulau di Kepulauan Okinawa di bawah kekuasaannya. Penguasa ke-2 dari golongan Sho, yaitu Shin Sho, menyita dan melarang penggunaan senjata tajam. Kemudian Keluarga Shimazu dari Pulau Kyushu berhasil menguasai Kepulauan Okinawa, tetapi larangan terhadap pemilikan senjata tajam masih terus diberlakukan. Sebagai akibatnya, rakyat hanya dapat mengandalkan pada kekuatan dan ketrampilan fisik mereka untuk membela diri.

Pada saat yang sama, ilmu bela diri dari Cina mulai diperkenalkan di Okinawa melalui para pengungsi yang berdatangan dari Cina yang saat itu sudah dikuasai oleh bangsa Manchu (Dinasti Ching). Diantara para pengungsi itu ada sejumlah ahli seni bela diri dari China. Pengaruh ilmu bela diri dari China ini dengan cepat sekali menjalar ke seluruh Kepulauan Okinawa. Melalui ketekunan dan kekerasan latihan, rakyat Okinawa berhasil mengembangkan sejenis gaya dan teknik berkelahi yang baru yang akhirnya melampaui sumber aslinya. Aliran-aliran seni bela diri Te (aslinya Tode atau Tote) di Okinawa terbagi menurut nama daerah perkembangannya menjadi Naha-te, Shuri-te, dan Tomari-te. Naha-te mirip dengan seni bela diri Cina aliran selatan, khususnya dalam pola gerakan yang dilaksanakan dengan gaya yang kokoh dan sangat tepat bagi orang yang bertubuh besar. Shuri-te mirip dengan seni bela diri Cina aliran utara yang pola gerakannya lebih menekankan kegesitan dan keringanan tubuh. Sementara kaum Shimazu makin memperketat larangan atas pemilikan senjata tajam, latihan pola bela diri Te ini makin berkembang.

Di Jepang sendiri juga telah ada pola bela diri sejak jaman dulu. Diantaranya yang sangat terkenal sampai saat ini ialah gulat Sumo. Dahulu Sumo sifatnya sangat keras dan ganas, dimana para pesertanya diperbolehkan saling pukul dan tenda ng dan secara mental memang sudah siap mati. Baru pada abad ke-8, pukulan dan tendangan yang mematikan tidak diperbolehkan lagi. Pertandingan Sumo kemudian sudah sangat mirip dengan pertandingan Sumo pada masa sekarang ini. Tokoh seni bela diri China yang mengungsi dari penjajahan bangsa Manchu juga tersebar ke seluruh Jepang. Berbagai macam gaya dan teknik yang mereka sebarkan menyebabkan timbulnya aliran-aliran baru. Di bawah pengaruh dan bimbingan Chen Yuan Pao, aliran Jiu Jitsu atau seni beladiri aliran lunak didirikan oleh beberapa tokoh beladiri Jepang. Konsep bahwa "Kelunakan dapat mengalahkan kekerasan" dinyatakan berasal dari China, dan aliran ini mengembangkan pengaruhnya yang penting pada pola bela diri lainnya. Diantaranya yang sangat populer ial ah Judo yang didirikan oleh Jigoro Kano.

Karena keuletannya untuk meneliti, melatih, dan mengembangkan diri, Judo telah berhasil diterima merata di seluruh Jepang sebagai satu cabang olah raga modern. Pada tahun 1923, Gichin Funakoshi yang lahir di Shuri, Okinawa pada tahun 1869 untuk pertama kalinya memperagakan Te atau Okinawa-Te ini di Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-tokoh seperti Kenwa Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan menyebarkan karate di Jepang. Kenwa Mabuni menamakan alirannya Shitoryu, Choyun Miyagi menamakan alirannya Gojuryu, dan Gichin Funakoshi menamakan alirannya Shotokan. Okinawa Te ini yang telah dipengaruhi oleh teknik-teknik seni bela diri dari Cina, sekali lagi berbaur dengan seni bela diri yang sudah ada di Jepang, sehingga mengalami perubahan-perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti sekarang ini. Berkat upaya keras dari para tokoh ahli seni bela diri ini selama periode setelah Perang Dunia II, Karate kini telah berkembang pesat ke seluruh dun ia dan menjadi olah raga seni bela diri paling populer di seluruh dunia. Masutatsu Oyama sendiri kemudian secara resmi mendirikan aliran Karate baru yang dinamakan Kyokushin pada tahun 1956

Bermula dari P'u-t'i Tamo (Bodhi Dharma), seorang pendeta Budha bangsa India yang datang ke Tiongkok sekitar tahun 505 - 556 AD. P'u-t'i Tamo menetap di kuil Siauw Liem, mengembangkan ajaran Buddha Ch'an (Zen).

Suatu hari beliau tampak terkejut karena hampir sebagian besar para bhiksu terlihat terkantuk-kantuk saat mengikuti pelajaran agama. Sejak itu para bhiksu Siauw Liem diwajibkan berlatih 18 jurus Senam Penyehat Tubuh yang dibawa dari India. Senam tersebut ditujukan untuk menyehatkan tubuh para bhiksu, karena mereka harus duduk berjam-jam mendengarkan pelajaran agama. Senam tersebut ternyata di kemudian hari memberikan warna khusus pada ilmu silat Siauw Liem Sie.
Dengan berjalannya waktu, apalagi sepeninggal P'u-t'i Tamo, kedelapanbelas jurus senam penyehat tubuh tersebut hampir saja hilang, dilalaikan oleh para bhiksu. Untunglah, seorang muda ahli Kung Fu tangan kosong dan pedang versi daratan Tiongkok masuk menjadi bhiksu di kuil Siauw Liem. Beliau, yang kelak kemudian berjuluk Ciok Yen Shang Ren, dengan tekun dan sungguh-sungguh mulai membenahi ke-18 jurus tersebut dan mencampurnya dengan ilmu Kung Fu-nya. Terciptalah ilmu yang baru, 72 jurus, yang dinamakan Shaolin Kung Fu, karena tercipta di kuil Siauw Liem.
Untuk mencari pendekar ahli Kung Fu yang bisa menyempurnakan ilmunya, beliau mengembara. Ketika berada di kota Lancow, beliau melihat seorang tua dihadang oleh seorang penjahat yang bertubuh kekar. Anehnya, ketika penjahat itu melancarkan serangan, hanya dengan ketukan jari tangan yang tampaknya dilakukan dengan ringan membuat penjahat itu jatuh pingsan. Beliau memperkenalkan diri dan secara jujur menceritakan tujuan pengembaraannya. Ternyata orang tua itu adalah pendekar Kim Na Jiu (Jujitsu versi Kung Fu). Orang tua itu cuma menyebut nama marganya, Lie. Dengan perantaraan orang tua itu, beliau dapat berkenalan dengan pendekar Pai Ie Fung, pendekar tanpa tanding dari propinsi Shansi, Henan dan Hopei. Ketulusan hati Ciok Yen Shang Ren dapat mengetuk hati kedua pendekar tersebut, sehingga mereka mau tinggal di kuil Siauw Liem untuk menyusun suatu ilmu baru berdasar ke-18 jurus Senam Penyehat Tubuh warisan Tatmo Cou Su, ditambah ke-72 jurus Kung Fu Ciok Yen Shang Ren, dan digabungkan dengan ilmu kedua pendekar itu sendiri. Demikian, akhirnya tercipta 182 jurus Shaolin Kung Fu yang dapat dibagi dalam lima macam permainan Kung Fu: Jurus Naga, jurus harimau, Jurus Macan Tutul, Jurus Ular dan Jurus Bangau
 

Popular Posts

Recomended

Kod warna adalah penting bagi kemudahan menukar warna semasa membuat posting.Jika anda ingin meletakkan kod warna pada blog seperti dibawah ini. Kode warna yang dipilih : Ikutilah langkah berikut: 1.Masuk ke blogger dan klik pada Design 2.Klik pada Page Element dan pilih add gadget 3.Pilih HTML/ Java script. 4.Masukkan kod dibawah ini. -------------------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------

Kode warna yang terpilih :