Link Download

Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama
Jenis kelamin
Tempat, tanggal lahir
Kewarganegaraan
Status perkawinan
Tinggi, berat badan
Kesehatan
Agama
Alamat lengkap
Telepon, HP
E-mail
: Florentina Putri
: Perempuan
: Probolinggo, 5 Agustus 1979
: Indonesia
: Menikah
: 165 cm, 53 kg
: Sangat Baik
: Islam
: Perum Bojong Depok Baru 1, Blok ZT No.3, Cibinong 16913
: 021 - 87903802, HP = 0817 9854 203
: putri.flo@gmail.com

Pendidikan
» Formal

1985 - 1991
1991 - 1994
1994 - 1997
1997 - 2001
: SD Gajahmada, Probolinggo
: SMP Negeri 1, Probolinggo
: SMU Negeri 1, Probolinggo
: Program Sarjana (S-1) Akuntansi Universitas Pancasila, Jakarta
» Non Formal

1998 - 1999
1999 - 2002
2004 - 2004
: Kursus Komputer dan Internet di Puskom Gilland Ganesha, Jakarta
: Kursus Bahasa Inggris di LBA Gilland Ganesha, Jakarta
: Kursus Pajak (Brevet A & B) di FAIUP, Jakarta

Kemampuan
  1. Kemampuan Akuntansi dan Administrasi (Journal Printing & Calculation, Ledger, Petty Cash Payroll & Calculation, Inventory Controls, Project Data Updating, Teller, Salary Caldulation).
  2. Sistem Perpajakan.
  3. Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS Power Point, MS Access, MS Outlook).
  4. Kemampuan Internet.

Pengalaman Kerja
Bekerja di PT. Flamboyan Bumi Singo, Cibinong
Periode
Status
Posisi
: Agustus 2001 - Oktober 2011
: Pegawai Tetap
: Staf Akuntansi dan Perpajakan
Uraian singkat pekerjaan :
  • Mengontrol persediaan dan pembelian peralatan kantor.
  • Turut membantu pembuatan laporan keuangan perusahaan
  • Mengatur jadwal pertemuan bisnis, pertemuan internal, dan perjalanan bisnis.
  • Melakukan surat-menyurat bisnis dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris (via internet maupun non internet).
  • Melakukan perhitungan pajak perusahaan.
  • Menerbitkan dan menerima faktur dari pemasok.
  • Turut membantu pelatihan pegawai baru.
Sumber: Bursa Kerja

Surat Lamaran Kerja

Contoh ke 1.
Cibinong, 14 Oktober 2011
Hal : Lamaran Pekerjaan

Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Hand's Parmantindo

Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Cibinong


Dengan hormat,
Bpk. Bambang Satrio, seorang asisten editor di PT. Hand's Parmantindo, menginformasikan kepada saya tentang rencana pengembangan Departemen Finansial PT. Hand's Parmantindo.
Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya mengajukan diri (melamar kerja) untuk bergabung dalam rencana pengembangan PT. Hand's Parmantindo.
Mengenai diri saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :

Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir
Alamat
Telepon, HP, e-mail
Status Perkawinan
: Florentina Putri
: Probolinggo, 5 Agustus 1979
: Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila - Jakarta
: Perum Bojong Depok Baru 1, Blok ZT No.3, Cibinong 16913
: 021 - 87903802, HP = 0817 9854 203, e-mail = putri.flo@gmail.com
: Menikah.
Saat ini saya bekerja di PT. Flamboyan Bumi Singo, sebagai staf akuntasi dan perpajakan, dengan fokus utama pekerjaan di bidang finance dan perpajakan.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
  1. Daftar Riwayat Hidup.
  2. Foto copy ijazah S-1.
  3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
  4. Pas foto terbaru.
Besar harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai diri saya. Seperti yang tersirat di resume (riwayat hidup), saya mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman potensi dan seorang pekerja keras.
Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak.

Hormat saya,



Florentina Putri




Sumber: Bursa-Kerja

Aku Tersesat!

Bunyi gemeretak itu mengagetkanku. Aku berteriak, melompat, dan menoleh ke belakang. Dengan segera aku membulatkan mata dan mendengarkan mencari sumber suara itu. Ah, hanya ranting pohon. Aku melangkah mendekat, memastikan bahwa itu benar-benar hanya ranting pohon, lalu tertawa sinis. “Hah! Sejak kapan kamu menjadi penakut begini, Reta? Kamu kan sudah berlindung pada Sang Triratna!” Aku mengomel sendiri, berharap yang tadi itu bisa menenangkan hatiku yang sudah hampir meledak, atau aku cuma menghibur diriku sendiri. Aku tak peduli. Aku meneruskan perjalananku, sembari mengucapkan ‘Om Mani Padme Hum’ dalam hatiku. Kuharap itu bisa membantu.

Malam semakin kelam, dan rembulan bulat penuh menggantung di langit yang sunyi. Purnama, dan indah. Namun sedikit membuatku merinding di tengah hutan cemara dalam perjalanan gila ini. Ya, gila! Gila bila kau bayangkan seorang gadis yang baru melewati dua hari setelah ulang tahunnya yang ke tujuh belas berkeliaran seorang diri, atau lebih tepatnya tersesat di tempat seperti ini, ditemani gelapnya malam.

Aku kembali menelusuri jalan setapak di depanku sambil mengingat-ingat kembali apa yang terjadi. Well, aku sedang berjalan-jalan dengan teman-teman se-vihara di… hmm, aku melihat sekelilingku. Oh My God! Aku bahkan tidak tahu tempat apa ini. Aku kembali mengedarkan pandanganku, banyak sekali pohon cemara. Ya, hutan cemara! Begitu tadi aku menyebutnya. Dan aku ditinggal begitu saja oleh Andre, Kevin, dan Mega. Aku tidak ingat bagaimana, mengapa, dan untuk apa kami di sini. Aku tidak ingat apa-apa. Yang kutahu hanyalah aku berada di sini sekarang, sendirian.

Aku berjalan terus dalam kegelapan sambil menyeret kedua tungkaiku. Terus terang aku tidak tahu ke mana jalan kecil ini akan membawaku. Yang kutahu aku merasa sangat kelelahan, pelipisku berdenyut-denyut. Tubuhku serasa membeku, 17oC, begitu perkiraanku. Seekor kelelawar terbang di depan wajahku dalam jarak 50 centimeter. Aku terperanjat sejenak. “O Mi Tho Hut” begitu saja meluncur dari mulutku.

Belum juga detak jantungku normal kembali, tiba-tiba terdengar sebuah lolongan panjang yang menyeramkan. Ah! Pasti anjing hutan, atau… Serigala?! Oh, tidak. Aku mempercepat langkahku menerobos sarang laba-laba di antara pohon-pohon cemara. Lolongan itu semakin panjang, dan terdengar semakin dekat.

Aku kini berlari, benar – benar berlari. Tidak jelas ke arah mana aku berlari, aku tak peduli, dan aku tak melihat apapun. Aku berlari sambil memejamkan mata. Kurasakan semak belukar dan ranting – ranting cemara merobek pullover orange kotak-kotak dan celana cargo biru yang melekat di tubuhku.

Sepatu ketsku terasa berat. Warnanya yang putih kini berubah menjadi kelabu, dilapisi lumpur yang tebal. Ranting-ranting pohon menusuk-nusuk tubuhku, menggores tangan kiriku hingga berdarah. Aku semakin dalam memasuki hutan. Dan ketika aku melangkahi sebuah genangan air besar, aku tergelincir. “Akhh! Aduuuhhh…” Aku terjerembab, jatuh tepat di atas genangan air itu. Aku berusaha bangkit, tapi kaki kananku terasa nyeri. Kucoba lagi untuk berdiri, dan terjatuh kembali. Beberapa kali aku mencoba namun gagal. Akhirnya aku menyerah, duduk di atas genangan air itu dan putus asa.

“Akhh….., Areta! Kali ini gawat deh kamu!” Sambil merenungi nasib, kurasakan angin malam yang dingin berhembus ke wajahku. Lolongan pun kembali terdengar. Panjang….. Belum sempat aku bereaksi, lolongan itu tiba-tiba saja lenyap. Hilang ditelan kegelapan malam. Sunyi sejenak. Namun tiba-tiba terdengar suara aneh, seperti ketukan. Tap..Tap.Tap… Ah, bukan! Itu…. itu suara langkah kaki. Seseorang,.. atau mungkin sesuatu datang mendekat. Ya,.. aku dapat merasakannya, langkah kakinya, dan.. dengusan, tepat di belakangku. ‘Deg..deg..deg…’ Aku mendengar detak jantungku sendiri, sangat keras. Aku takut seseorang, atau sesuatu itu mendengar dentuman ketakutanku yang keras. Aku berusaha bergerak, ingin berdiri. Tapi seluruh tubuhku kaku. Aku benar-benar mematung saat kurasakan desah napas makhluk itu di belakangku. Mataku membelalak, mulutku menganga, mencoba untuk menjerit, namun yang terdengar lagi-lagi detak jantungku sendiri. Kutenangkan diriku, ‘O Mi Tho Hut!’ Tenanglah,… Entah aku sedang membohongi diriku atau tidak, tapi aku merasa lebih tenang setelah kalimat itu terucap dalam hatiku. Tapi makhluk itu kini telah mencengkeram leherku, dan tiba-tiba aku merasa sekelilingku gelap, hitam, kelam, dan aku takut!

Aku, Andre, Kevin, dan Mega berjalan menyusuri setapak kecil menuju sebuah bangunan megah bergaya Cina klasik dengan sepasang ukiran naga yang menghias atapnya. Hari ini Minggu. “Reta, untung aja deh elo ngak dimangsain beneran sama monster itu,” Kevin berkomentar.

“Iya,.. padahal kita bakal merasa kehilangan lho nanti. Tapi kita janji deh kalo memang yang semalem itu kejadian, kita rela ‘sang keng’ buat elo tujuh hari tujuh malam deh, tulus!” Andre nyerocos sambil mengejekku.

“Bagong! Awas ya elo!” Yaaa,… sebenarnya aku ngak keberatan banget mereka ngerjain aku sampai gimana parahnya. Karena aku sendiri malah lega bisa melihat ketiga sobat karibku, walaupun semalam mereka meninggalkan aku sendirian di hutan cemara yang kusam dan angker itu. Iiihh… aku bergidik membayangkan kejadian semalam.

“Udah deh, kita semua wajib bersyukur lho karena sohib kita tercinta ini masih siap disaji sebagai bulan-bulanan. Eh, Reta! Ntar nyampe ke Vihara elo mesti berterima kasih pada Sang Buddha yang telah melindungimu lho,” Kali ini Mega yang bersuara.

“Iya, Gimana pun aku sendiri agak heran, kok masih sempat-sempatnya aku mengucapkan ‘O Mi Tho Hut’ segala macam di saat kejepit kayak itu. Ah, udah deh! Ngak usah ceritain lagi, ngeri aku. Huh! Benar-benar mimpi yang menyeramkan!”


Sumber: Artikel buddhist
 

Popular Posts

Recomended

Kod warna adalah penting bagi kemudahan menukar warna semasa membuat posting.Jika anda ingin meletakkan kod warna pada blog seperti dibawah ini. Kode warna yang dipilih : Ikutilah langkah berikut: 1.Masuk ke blogger dan klik pada Design 2.Klik pada Page Element dan pilih add gadget 3.Pilih HTML/ Java script. 4.Masukkan kod dibawah ini. -------------------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------

Kode warna yang terpilih :