Bila Bela diri diartikan sebagai sebuah cara atau usaha yang dilatih secara sistematis untuk melindungi diri dari agresi maka sebenarnya sejarah telah mencatat bahwa sejarah ilmu bela diri ternyata sudah mendekati usia dari spesies manusia itu sendiri. Bela diri pertama kali dilakukan oleh spesies manusia purba dengan membuat senjata berupa tongkat, batu, kapak batu, tombak batu, dan benda-benda alam lain yang umumnya memiliki ciri keras dan memiliki bentuk yang cukup tajam. Manusia purba melakukan sistem bela diri yang sangat sederhana yaitu dengan membenturkan bagian senjata atau bagian tubuh yang keras ke bagian tubuh lawan yang lebih lunak. Mulai dari jaman manusia purba ini hingga kini tujuan dari bela diri sebenarnya belum berubah banyak yaitu untuk melindungi diri dari agresi baik dari manusia lain atau dari spesies lain. Namun seiring dengan perkembangan Jaman bela diri tidak hanya berkembang sebagai cara melindungi diri tapi lebih pada efisiensi peperangan. Meningkatnya kebudayaan dan sistem sosial tidak hanya meningkatkan kemungkinan bertahan hidup tapi juga menimbulkan perebutan sumber daya alam. Perebutan ini umumnya dilakukan dengan perang. Dalam usaha memenangkan perang untuk bertahan hidup dan memperjuangkan kesejahteraan bela diri telah berevolusi menjadi teknik yang lengkap untuk bertahan dan menyerang secara efektif dalam kondisi perang. Dalam peperangan yang terus terjadi pada spesies manusia pada umumnya, telah menjadikan bela diri berkambang semakin lengkap dengan berbagai teknik yang disesuaikan untuk kondisi tertentu, dari sini mulai timbul yang disebut sebagai jurus. jurus-jurus ini selanjutnya berkembang lagi sampai tahap seni, dimana setiap jurus dikembangkan lagi menurut filosofi dan jiwa dari pelaku bela diri.
Pendekar (pakar bela diri) pertama di dunia yang tercatat dalam sejarah (tertulis) dalah Gilgamesh dari Arkadia yang diperkirakan hidup sekitar 4000 SM. Gilgamesh diperkirakan merupakan pendekar pertama yang menggunakan pedang sebagai senjata utama untuk perang (pada jaman sebelum gilgamesh umumnya masih banyak yang menggunakan tombak). Selanjutnya di India berkembang Kalaripayat yang mengintegrasikan Yoga dalam beladirinya (2900 SM), bela diri india mengalami kemajuan pesat pada era sebelum masehi karena pada saat itu india dalam masa perebutan kekuasaan (Warring States Period) yang terus berlanjut selama ratusan tahun.
Bela diri
Dalam perkembangannya lebih lanjut, agama buddha aliran 'chan'/'zen' menyebar ke seluruh dataran cina. Hal ini menimbulkan kuil-kuil menjadi tempat ibadah banyak orang, tak jarang kuil mendapat sumbangan-sumbangan yang tidak kecil, sehingga kuil juga bisa dikatakan kaya. hal ini menyebabkan baik kuil maupun biksu menjadi target baru dalam perampokan. Karena kondisi Cina pada saat itu memang belum stabil dan aman, perampokan memang jadi hal yang cukup sering, keadaan ini memaksa para biksu untuk mengembangkan 'Kerja Keras' yang diwariskan oleh bodhidarma menjadi bentuk 'cara bertarung' yang efisien dan efektif. Harus efisien karena besar kemungkinan harus menghadapi banyak orang sehingga penggunaan tenaga harus sehemat mungkin dan harus efektif karena umumnya perampok adalah petarung yang lebih berpengalaman dalam berkelahi sehingga dibutuhkan teknik langsung yang dapat melumpuhkan perampok sebelum sempat mengeluarkan jurus-jurusnya.
Sebenarnya teknik bela diri biksu yang bernama kungfu ini adalah teknik yang sangat dirahasiakan dan tidak diwariskan pada orang diluar kuil. Namun ternyata ancaman tidak hanya datang dari perampok tapi juga dari suku bangsa lain (mongol) yang terus menyerang cina.
Sejak teknik kungfu menyebar ke kalangan prajurit untuk berperang, teknik ini pada akhirnya juga mulai sedikit demi sedikit menyebar secara terbatas ke kalangan masyarakat biasa dan para bangsawan kerajaan.
Pada perkembangan selanjutnya kungfu di cina seolah-oleh terbagi atas 2 aliran besar, yaitu aliran utara yang cenderung mirip ChangQuan dan aliran selatan yang mirip kungfunya HuiNeng. Aliran utara memiliki ciri yang rata-rata mirip seperti ChangQuan seperti halnya, tinju ayun yang panjang, banyak tendangan, banyak loncatan, bersemangat, mengalir, dan kuda-kuda yang cenderung terbuka. Semua ciri tadi memang sangat cocok dengan karakteristik tubuh orang cina utara yang lebih besar, kekar, dengan kaki yang kuat karena biasa berkuda. Teknik pukulan ayun dan tendangan yang mengalir memanfaatkan momentum dan berat badan sangat menguntungkan bagi orang utara yang realtif lebih tinggi besar dan jangkauannya lebar. Sedangkan dalam hal pertahanan kuda-kuda terbuka juga cukup menguntuntungkan karena badan orang utara yang kekar dan kuat sehingga 1-2 serangan masuk bukan masalah besar bagi orang utara. Keadaan alam di cina utara yang berupa padang rumput luas dan dingin juga turut menentukan bentuk dari kungfu utara. Tempat/padang yang luas memungkinkan praktisi kungfu utara untuk melakukan tendangan dan loncatan, tinju ayun dan gerak-gerak mengalir lainnya yang membutuhkan ruang gerak besar. Udara dingin memang membatasi gerak tangan para praktisi kungfu utara karena udara dingin memaksa mereka untuk memakai jaket tebal yang menghambat gerakkan tangan, sehingga biasanya kungfu utara mengandalkan tendangan. Aliran selatan biasanya memiliki ciri yang mirip dengan kungfu yang dimodifikasi oleh HuiNeng seperti, kompleksitas teknik pukulan, kuda-kuda rendah dan tertutup rapat, gerakan putus-putus dan menyentak, teknik kuncian sendi, tendangan rendah (sasaran pinggang ke bawah), dan latihan fiksik yang berat. Semua teknik kungfu selatan didesain untuk orang yang bertubuh relatif kecil, kurus, dan bertenaga relatif lemah, namun memiliki otot serat yang rapat karena biasa bertani di ladang(mengingat cina selatan relatif lebih subur dibanding cina utara). Lain dengan orang utara yang secara alami memang besar, kekar dan kuat, orang selatan lebih kecil dan kurus sehingga dalam latihan kungfu selatan biasanya terdapat latihan fisik yang berat disertai dengan teknik pernapasan untuk memperkuat tubuh. Kungfu selatan biasanya memilih kuda-kuda yang rendah dan tertutup rapat, hal ini disebabkan badan orang selatan yang kurus umumnya lebih lemah terhadap serangan, sehingga mereka harus menutup dan melindungi organ-organ vital mereka agar tidak kena serangan sama sekali. Tubuh dengan otot serat yang rapat dari orang selatan sangat mendukung teknik yang menggunakan sentakan dan daya lecut sehingga umumnya teknik selatan dilakukan secara terputus-putus. Sedangkan kondisi alam yang hangat, sempit, berlumpur, dan berpasir ikut menentukan bentuk dari kungfu selatan. Tanah dengan lumpur berpasir dan sempit menyebabkan tanah menjadi licin sehingga sangat tidak menguntungkan untuk jurus tendangan dan loncatan. Tapi sebaliknya sangat menguntungkan untuk pukulan-pukulan lurus, kuda-kuda rendah yang mendukung stabilitas, keseimbangan dan membuat praktisi kungfu selatan relatif sulit diserang karena posisi tubuhnya yang rendah.
Seiring dengan perkembangan waktu kungfu terus berkembang namun tak dapat dipungkiri bahwa ada manusia yang terlahir dengan tubuh lebih lemah dan dilatih seperti apapun tidak mampu melawan orang yang sudah terlahir kuat. Namun dalam sejarah Kungfu seorang mantan biksu shaolin bernama Zhang San Feng (Tio Sam Hong dalam lafal cina selatan) berhasil membuktikan hal yang berbeda. Zhang tadinya adalah seorang biksu shaolin yang bertugas di dapur kuil, namun senior yang membimbingnya adalah seorang pakar kungfu yang hebat. Meski yang dikerjakan itu pekerjaan dapur Zhang selalu memotong kayu dengan tangannya, mengangkat wajan besar dan berat tanpa bantuan apapun, dan merakit alat penggiling serta menggiling kedelai untuk tahu sendirian (alat penggiling kedelai jaman dulu terdiri dari batu-batu besar yang berat), selalu makan duduk dan belajar dengan posisi kuda-kuda, dan berlatih pernapasan setiap malam. Dengan latihan keras semacam itu, tidak ada yang menduga bahwa Zhang yang memiliki tubuh kecil, kurus, tak pernah belajar bela diri memiliki tubuh yang kuat layaknya seorang pendekar. Suatu hari tanpa sengaja ia melihat biksu-biksu senior yang berlatih bela diri secara sembunyi-sembunyi, karena penasaran Zhang lalu memperhatikan latihan itu setiap hari selama 3 tahun. Zhang menjadi tertarik dengan bela diri dan berlatih secara sembunyi-sembunyi di malam hari. Fisik Zhang memang sudah sangat kuat dan kini didukung oleh jurus-jurus rahasia shaolin yang ia pelajari diam-diam menjadikan ia pendekar terkuat di shaolin, tapi tak ada seorangpun yang tahu kalo Zhang sebenarnya sangat kuat. Sampai akhirnya Zhang ketahuan mengintip latihan, para seniornya yang sedang berlatih sembunyi-sembunyi berusaha untuk menangkap Zhang, namun Zhang memang sangat kuat sehingga ia tidak bisa dihentikan oleh para seniornya tersebut, sampai akhirnya biksu kepala shaolin terpakasa turun tangan untuk menangkap Zhang. Ketika Zhang hampir kalah oleh biksu kepala, senior merangkap pembimbing Zhang yang sama-sama bertugas di dapur kuil tiba-tiba datang membantu Zhang dan berhasil meloloskan diri dari shaolin. Dalam pengembaraannya di luar kuil Zhang belajar banyak tentang sifat manusia dan berbagai jenis bela diri, ia juga berkawan dengan seorang pakar Tao yang kebetulan menampung Zhang di rumahnya. Beberapa tahun berlalu sejak ia melarikan diri dari kuil shaolin, ia mendengar bahwa kuil shaolin sedang dijajah oleh seorang pendekar di
Perkembangan kungfu di cina mamang pesat tapi sayangnya tidak diikuti oleh perkembangan pemerintahan dan pengelolaan negara yang baik. Dinasti Ming yang telah berkuasa selama 270 tahun semakin lama semakin lemah sehingga akhirnya diambil alih oleh orang-orang Manchu yang mendirikan dinasti Qing. Selama dinasti Qing nasionalisme pendekar cina kembali terbakar oleh amarah, pemberontakan demi pemberontakan terus terjadi. Sampai akhirnya Dinasty Qing mengeluarkan perintah yang sangat brutal pada waktu itu yaitu untuk membunuh semua pendekar yang memberontak, malarang bela diri, dan membakar kuil shaolin yang sering dijadikan ajang persembunyian para pemberontak. Dibakarnya kuil shaolin dan penyerbuan besar-besaran parjurit Qing ke shaolin menyebabkan sebagian besar biksu shaolin terbunuh di tempat. Hal ini menyebabkan entah berapa banyak ilmu kungfu shaolin yang hilang saat itu. Tapi masih ada biksu-biksu yang selamat yang terus mengembangkan kungfu secara sembunyi-sembunyi. Dalam persembunyiannya para biksu terus berjuang melawan dinasti Qing, tapi petualangan di luar kuil shaolin benar-benar membawa wawasan baru bagi para biksu yang selamat ini. Selama di kuil shaolin mereka hanya bisa mengamati 5 binanatang yaitu monyet, harimau, bangau, ular, dan (menurut imajinasi mereka)naga(gabungan dari berbagai hewan). Sekarang diuar kuil mereka melihat lebih banyak hewan yang dijadikan inspirasi bagi kungfu mereka. Beruang, elang , ayam, buaya, mantis (belalang sembah), kuda, kura-kura, mengispirasi para biksu untuk mengembangkan kungfu baru. Misalnya Biksu Wang Lang, ia amat terpukau ketika mengamati gerak seekor serangga yang ukuran badannya hanya 1/10 kadal namun mampu membunuh kadal besar tersebut. Hewan yang menginspirasinya ini adalah Mantis. Dari mantis Wang Lang belajar bahwa kungfu tidak harus berupa serangan langsung, tapi serangan kombinasi teknik tangan dan kaki secara bersamaan. Teknik tendangan, kuncian, dan totokan tidak harus dilakukan sendiri-sendiri melainkan di gabung dalam 1 jurus tunggal. Gabungan beruang, elang, harimau menginspirasi para biksu yang berkerjasama dengan para pendeta taoist menciptakan kungfu baru yang sangat dahsyat seperti BajiQuan dan PiquaZhang yang selanjutnya berkembang pesat akibat kehebatan pendekar islam bernama WuZhong. Kuda mengispirasi banyak kungfu yang menambahkan gerakan tendangan kuda untuk menyerang musuh yang ada di belakang kita. Ayam dan buaya juga mengispirasi para biksu yang belajar kungfu kungfu XingYi untuk menambahkan jurus-jurus binatang ini dalam kungfu mereka. Inspirasi para biksu ternyata bukan hanya berasal dari binatang tapi juga lewat filosofi dan gaya hidup masyarakat setempat diamana si biksu bersembunyi. Ng Mui yang melarikan diri sampai cina selatan (tepatnya di daerah sekitar Fukien) sangat terkesan oleh perilaku dan filosofi hidup masyarakatnya yang cenderung sederhana dan serba praktis. Disini Ng Mui belajar bahwa kadang sesuatu yang paling baik adalah yang paling sedehana dan praktis. Ketika ia dimaintai tolong oleh Yim Wing Chun untuk mengajarkan kungfu kepadanya, sebagai biksuni (biksu perempuan)Ng Mui tahu bahwa tak mugkin mengajari Yim (yang juga seorang perempuan) kungfu shaolin yang lengkap (sulit dan makan waktu lama) sehingga ia memodifikasi kungfunya menjadi lebih sesuai dengan adat masyarakat diaman Yim tinggal, sehingga Ng Mui memodifikasi kungfunya menjadi lebih sederhana dan praktis. Kungfu ciptaan Ng Mui ini selanjutnya disempurnakan kembali oleh pewaris tungalnya Yim Wing Chun menjadi kungfu yang sangat praktis, mudah dipelajari, dan cukup ideal buat wanita karena tidak mengandalkan kekuatan semata. Lalu Kungfu ini menjadi sangat populer dengan nama kungfu Wing Chun sampai era modern ini yang dipopulerkan oleh Yip Man dan Bruce Lee. Filosofi I- Ching (Book of Change yang memuat filsafat perubahan) menginspirasikan para taois, biksu, dan pendekar terkenal Dong Hai Chuan untuk menciptakan kungfu BaguaZhang. BaguaZhang sendiri merupakan kungfu yang meniru pola perubahan dari 8 trigram yang terdapat pada lambang Bagua (Pakua dalam lafal hokkian). Kungfu ini mejadi sangat populer karena gerak lingkar dari tangan dan kaki yang terus berubah dan sulit ditebak.
Perkara yang timbul adalah para biksu membutuhkan dukungan masyarakat untuk menghapai dinasti Qing, maka banyak biksu dan pendekar lain yang juga selamat dari kekajaman dinasti Qing mulai mengajarkan kungfu pada masyarakat umum. Yang paling mencolok adalah pada daerah cina selatan. Hal ini disebabkan karena daerah selatan realtif sulit dijangkau oleh tentara kerajaan dinasty Qing (yang berpusat di beijing-cina utara) sehingga sering dijadkan basis pemberontakan. Awalnya banyak kungfu-kungfu lembut yang berasal dari cina selatan. Hal ini mengingat orang selatan relatif lebih lemah jadi cenderung menyerap filosofi kungfu taichi untuk menggunakan tenaga lawan. Namun seiring dengan perkmbangan jaman kungfu selatan berkembang menjadi semakin keras. Hal ini disebabkan karena para pendekar sengaja melatih para warga cina selatan untuk bisa bertarung dengan tempo latihan yang sesingkat-singkatnya(untuk mewaspadai serangan dari prajurit dinasti Qing) sehinga aspek halus seperti meditasi, pengolahan chi, pemanfaatan tenaga lawan, dengan sangat terpakasa harus dihilangkan karena makan waktu latihan yang lama. Pada era ini timbul para pendekar besar yang dengan rasa nasionalismenya yang tinggi memimpin masyarakat untuk membela cina dari dinasti Qing seperti Wong Fai Hung (seorang dokter/sinshe), Fong SaiYuk(keluarga terpandang dari cina selatan yag berprofesi sebagai pedagang), dan Huo Yuan Jia(yang akhirnya mendirikan Wing Wu Men - sebuah organisasi perkumpulan bela diri modern pertama di dunia).
Terlepas dari rasa nasionalisme sebenarnya banyak pendekar besar lain yang pernah hidup di Cina dan mengharumkan nama kungf u cina, misalnya Lie Shu Wen (Li Syo Bun dalam lafal Jepang) seorang pendekar kungfu BajiQuan yang mampu merobohkan lawan hanya dengan sekali pukul, Guo Yun Zen yang memodifiaksi Kungfu Xing Yi menjadi kungfu yang sangat dahsyat (legendanya Guo mampu menghancurkan batu karang dengan 1 pukulan saja). Ma Zueli yang menciptakan LiuHe Xing Yi (Kungfu enam kehendak) yang menjadi kungfu resmi suku-suku islam di daerah Henan. Chua Giok Beng yang menciptakan WuzuQuan (Ngo Cho Kun dalam lafal selatan) telah tersebar luas di Indonesia berkat sinshe Lo Ban Teng yang mempopulerkan kungfu ini di Indonesia.
Meskipun kini persenjataan telah maju dan kungfu cina tidak lagi sesering dulu digunkan dala peperangan namun nilai-nilai luhur dari kungfu tetap hidup dan dipelajari hingga kini.


0 komentar: